Bersama Pasti Bisa

Sebuah Refleksi Hidup

Andy dan Sisca berjalan mesra berduaan, mereka baru saja pulang dari gereja. Mereka memang sungguh pasangan ideal bila dilihat-lihat. Andy adalah anak pengusaha ternama pemilik tambang besar di Kalimantan, walaupun hidupnya berkecukupan namun ia tetap rendah hati dan tidak sombong. Banyak wanita yang jatuh hati padanya, namun tidak ada yang cocok dengan dirinya. Hingga suatu hari ia bertemu dengan Sisca. Sisca juga adalah seorang yang tidak jauh berbeda dengan Andy, hidupnya bisa dibilang cukup.
Andy dan Sisca bertemu di suatu Gereja di bilangan Blok B. Gereja Blok B memang terkenal tempat orang-orang kaya dan mampu. Mereka bertemu pada suatu acara bakti sosial dan mereka langsung saling jauh cinta. Ternyata mereka mempunyai kesenangan yang sama yaitu berbagi. Pertama-tama mereka memang hanya saling berhubungan lewat SMS atau telpon lama kelamaan mereka menjadi sering bertemu dan akhirnya menjalin kasihlah.
Saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba mereka bertemu dengan dua orang pria berbadan tinggi dan berparas sangar. Siapa yang tidak takut dengan orang-orang seperti ini. Andy dan Sisca cuek saja melihat kedua laki-laki menyeramkan ini. Ternyata kedua orang itu adalah perampok jalanan bersaudara. Mereka sedang mengincar Andy dan Sisca untuk dirampok.
Kedua penjahat itu dengan cepat menyabet tas Sisca, untungnya Sisca memengang tas itu dengan erat dan diselempangkan pada badannya sehingga kedua penjahat itu gagal untuk mendapatkan tas itu. Andy dengan sigapnya dan gagah berani mencoba melawan kedua penjahat itu. Saat Andy mau melawan, kedua penjahat itu menjadi takut bahkan tidak berani memandang wajah Andy. Mereka takut melihat wajah Andy karena wajah Andy mirip dengan wajah kakak mereka. Kakak mereka adalah penjahat juga yang ditangkap karena merampok bank, ia mati ditembak ditempat. Andy dan Sisca pertama-tama bingung namun akhirnya mereka memberanikan diri untuk berbicara kepada kedua penjahat itu.
Kedua penjahat itu bernama Alfonsus dan Stefanus, mereka adalah saudara kembar. Mereka tiga bersaudara namun kakaknya sudah tiada sekarang. Alfonsus dan Stefanus ternyata adalah umat Katolik di gereja yang sama dengan Andy dan Sisca namun mereka jarang pergi ke gereja, itu dikerenakan mereka malu dengan status sosial mereka yang adalah penjahat. Walaupun mereka jarang ke gereja namun mereka rajin berdoa harian. Alfonsus dan Stefanus banyak bercerita tentang kehidupan mereka yang selama ini sulii, mereka sebenarya tidak mau menjadi penjahat. Tapi karena tuntutan ekonomi mereka menjadi melakukan hal itu. Mereka berdua tidak mempunyai kemampuan akademis yang mencukupi jadi banyak perusahaan maupun agen lowongan kerja yang menolak untuk bekerja.
Setelah mendengar hal itu Andy dan Sisca merasa iba dan ingin menolong kedua penjahat itu. Andy dan Sisca memutuskan untuk membantu mereka, mereka memberi bantuan tidak berupa uang maupun sembako tetapi berupa pekerjaan kepada kedua orang itu. Kedua orang itu diberi pekerjaan untuk membantu Andy dan Sisca selama bulan APP (Aksi Puasa dan Pembangunan) untuk menjadi pekerja di gereja Blok B selain itu mereka juga diberi pekerjaan untuk menjadi pelayan di toko milik ayah Sisca.
Kedua orang itu amatlah senang hati, tak bisa terbayangkan bagi diri mereka dapat mendapat pekerjaan. Andy dan Sisca pun senang dapat berbagi. Mereka menjadi merasa puas karena mereka dapat berbagi di masa Prapaskah ini. Andy dan Sisca tersenyum senang dan wajah puas pun tergambar pada diri mereka.

0 comments:

Post a Comment

About this blog

Hello, selamat datang di blog saya..
Saya membuat blog ini sebagai tempat merefleksikan diri dan berbagi pengalaman...
SELAMAT MEMBACA....

Total Pageviews

Pages

Powered By Blogger
Powered by Blogger.

Iklan Wacana Bhakti

Bergabunglah bersama kami di Seminari Wacana Bhakti

Followers

About Me

My Photo
Barry Ekaputra
View my complete profile