Photo by Bim-Bim (Seminari Menengah Wacana Bhakti) https://www.facebook.com/photo.php?fbid=339272916202942&set=a.339271422869758.1073741843.284687078328193&type=3&theater |
Photo by Bim-Bim (Seminari Menengah Wacana Bhakti) https://www.facebook.com/photo.php?fbid=339272212869679&set=a.339271422869758.1073741843.284687078328193&type=3&theater |
Saat Pemakaman di TPU Pondok Rangon
Chang'e, Ch'ang-O, Chang-Ngo atau Sheung Ngo (Cina: 嫦娥; Pinyin: Chang'e), awalnya dikenal sebagai Heng'e atau Heng-O (姮 娥; Héng'é, berubah untuk menghindari nama konflik dengan Kaisar Wen Han), adalah dewi Bulan Cina. Tidak seperti dewa bulan di kebudayaan lain yang mempersonifikasikan Bulan, Chang'e hanya hidup di Bulan. Sebagai "wanita di Bulan",
Ada 2 Versi mengenai Chang’e
Chang'e dan Houyi Sang Pemanah (Versi 1)
Menurut legenda, Chang'e dan suaminya Houyi yang abadi hidup di surga. Suatu hari, sepuluh anak-anak Kaisar Langit berubah menjadi sepuluh matahari, menyebabkan bumi hangus. Setelah gagal untuk memperingati anak-anaknya untuk berhenti merusak bumi, Kaisar Langit meminta bantuan dari Houyi. Houyi, dengan menggunakan keterampilan memanah yang legendaris, menembak jatuh sembilan anak-anak, tetapi menyelamatkan satu anak menjadi matahari. Kaisar Jade jelas tidak senang dengan solusi Houyi untuk menyelamatkan bumi: sembilan dari anak-anaknya sudah mati. Sebagai hukuman, Kaisar Langit membuang Houyi dan Chang'e untuk hidup sebagai manusia biasa di bumi. Dalam mitologi Cina, Kelinci Jade hidup di Bulan di mana ia membuat obat. Menurut mitos Korea dan Jepang, hidup kelinci di bulan membuat kue beras (Tteok - kata Korea untuk kue beras pada umumnya, dan Mochi, berbagai jenis kue nasi dengan kacang merah isinya, dalam mitos Jepang).
Melihat bahwa Chang'e merasa sangat sedih atas hilangnya keabadian nya, Houyi memutuskan untuk melakukan perjalanan panjang berbahaya untuk menemukan pil keabadian, sehingga mereka bisa abadi kembali. Pada akhir pencariannya ia bertemu dengan Ibu Ratu dari Barat yang setuju untuk memberinya pil, tetapi memperingatkan bahwa setiap orang hanya perlu setengah pil untuk menjadi abadi. Houyi membawa pulang pil dan disimpan dalam sebuah kotak.
Dia memperingatkan Chang'e untuk tidak membuka kotak itu . Saat Houyi meninggalkan rumah untuk sementara waktu. Chang'e menjadi penasaran: ia membuka kotak itu dan menemukan pil abadi. Tiba-tiba Houyi pulang ke rumah. Takut bila Houyi mengetahui bahwa dia membuka kotak itu, dia sengaja menelan seluruh pil. Dia mulai melayang ke langit karena kelebihan. Meskipun dia ingin Houyi untuk menembak dirinya guna mencegah dirinya terbang lebih tinggi, tapi Houyi tidak tahan untuk membidik panah ke arah wanita cantk itu. Chang'e terus terbang sampai ia sampai di Bulan.
Sementara ia menjadi kesepian di bulan tanpa suaminya, ia mempunyai seorang teman. Seekor kelinci giok yang juga tinggal di Bulan.
Teman lainnya adalah Wu Gang si penebang kayu. Penebang kayu tersinggung para dewa dalam usahanya untuk mencapai keabadian dan karena itu dibuang di Bulan. Wu Gang diizinkan untuk meninggalkan bulan jika ia bisa menebang pohon yang tumbuh di sana. Masalahnya adalah bahwa setiap kali ia cincang pohon, pohon akan segera tumbuh kembali, yang memang sengaja dibuat agar Wu Gang hidup abadi di bulan.
Chang'e dan Houyi si Pemanah (Versi 2)
Chang'e adalah seorang gadis muda yang cantik bekerja di istana Kaisar Langit di surga, di mana orang abadi, orang baik dan peri tinggal. Suatu hari, dia sengaja memecahkan guci porselen berharga. Kaisar Langit marah dan mengusirnya ke bumi, di mana orang-orang biasa tinggal. Dia bisa kembali ke Surga, kalau ia menyumbangkan pelayanan yang berharga di bumi.
Chang'e berubah menjadi anggota keluarga petani kaya. Ketika berusia 18, seorang pemburu muda bernama Houyi dari desa lain melihat, sekarang seorang wanita muda yang cantik. Mereka menjaditeman. Suatu hari, sebuah fenomena aneh terjadi-10 matahari muncul di langit, Houyi, seorang pemanah ahli, melangkah maju untuk mencoba menyelamatkan bumi. Ia berhasil menembak jatuh sembilan matahari dan menjadi pahlawan seketika. Dia akhirnya menjadi raja dan menikahi Chang'e. Tapi Houyi tumbuh untuk menjadi serakah dan egois. Dia mencari keabadian dengan memesan obat mujarab untuk memperpanjang hidupnya. Obat mujarab dalam bentuk pil hampir siap ketika Chang'e tiba-tiba dating menemuinya dan menelan pil itu untuk menghindari Houyi menelannya.
Hal ini membuat marah Raja Houyi. Chang’e melarikan diri, ia melompat keluar jendela dari kamar di bagian atas istana dan, bukannya jatuh, ia malah melayang ke langit yaitu ke Bulan. Raja Houyi mencoba menembak dia turun menggunakan Panah namun gagal.
Berbeda dengan versi pertama, temannya,si kelinci, tidak menciptakan obat mujarab kehidupan. Selain kelinci, Bulan ini juga dihuni oleh seorang penebang kayu yang mencoba menebang pohon kasia, pemberi kehidupan. Namun secepat ia memotong ke atas pohon, ia menyulitkan dirinya sendiri, dan dia tidak pernah membuat kemajuan. Penggunaan gambaran pohon kasia untuk menjelaskan kehidupan fana di bumi dan manusia terus-menerus menghadapi kematian, tetapi tunas baru terus muncul. Sementara itu, Raja Houyi naik matahari dan membangun sebuah istana. Jadi Chang'e dan Houyi datang untuk mewakili yin dan yang, bulan dan matahari.
Pemujaan Chang'e
Pada pertengahan musim semin, malam bulan purnama bulan lunar ke-8, sebuah altar disiapkan di udara terbuka menghadap Bulan untuk menyembah dirinya. Kue kering baru diletakkan di atas altar bagi-Nya agar diberkati. Dia menganugerahi berkahnya dengan keindahan.
Pesan Moral : Kita harus bisa mengharagai hidup apa adanya walaupun dalam kondisi apapun. Keabadian bukanlah kebahagiaan yang sejati, tapi kasih dan perhatian adalah keabadaian yang sesungguhnya
Pranara Luar: http://en.wikipedia.org/wiki/Chang%27e#Worship_of_Chang.27e
Pemalakan di kalangan para pelajar amatlah marak dari dulu sampai sekarang. Kalau dulu para pemalak pelajar hanya pasang badan, sekarang ini mereka berani menggunakan senjata tajam. Tidak hanya pelajar yang berbadan kekar tetapi juga para pelajar “polos” bernyali besar berani melakukan pemalakan. Mereka melakukan pemalakan dari mereka, oleh mereka, untuk mereka. Mereka yang merencanakan, mereka yang menjalankan dan hasilnya pun untuk mereka. Terkadang memang membingungkan kenapa para pelajar itu harus memalak hanya untuk Rp 500 - Rp 5.000 padahal mereka bisa mendapatkan uang tersebut dengan bekerja sedikit atau pun mungkin jual suara alias “mengamen”. Badan sehat, tenaga kuat sudah lah menjadi modal. Pemalakan ini merupakan salah satu perampasan hak asasi para pelajar. Para pelajar korban pemalakan menjadi orang-orang yang kaget pastinya juga tertekan. Hal pemalakan ini bukanlah Sesutu yang baik melainkan sesuatu yang mengambil hak orang lain. Pemalakan menyebabkan pelajar yang menjadi korban menjadi kehilangan keceriaannya, hal itu menghambat proses pendidikan mereka. Sang pemalak sendri juga akhirnya menjadi pribadi-pribadi yang lebih memikirkan kepuasan pribadi daripada pendidikan.
Dari Pelajar
Para pelajar melakukan pemalakan alasan dasarnya adalah butuh uang (alias: bokek). Tak tahu kenapa tiba-tiba terkadang mereka merasa memiliki kebutuhan lain yang mendesak disaat mereka sedang dalam kondisi tidak punya uang. Padahal kebutuhan itu bila dilihat-lihat hanyalah pemuas nafsu semata. Tapi terkadang mungkin mereka juga merasa kekurangan dalam hidup mereka seperti bayar uang sekolah, untuk makan dan lain-lain. Para korban yang tiba-tiba melintas didepan mata mereka merupakan tangkapan lezat untuk diterkam. Biasanaya para pelajar pemalak juga memalak sesama pelajar. Uang butuh cepat, cara mudah paling gampang yaitu memalak. Para pelajar yang dipalak itu pasti merasa kaget dan juga tertekan, mereka pasti berpikir, “Waduh, orang-orang ini lagi mau ngapain nih? Daripada nyawa terancam lebih baik kasih ajah yang mereka mau.” Apalagi bila yang dipalak adalah seorang wanita pasti wanita itu akan langsung otomatis meberikan uang yang diminta. Bukan masalah nominal yang diminta tetapi mental orang yang dipalak tersebut.
Oleh Pelajar
Para pelajar pasti akan melakukan pemalakan itu sendiri tanpa mengandalakan orang lain. Pasti mereka juga berpikir jika meminta pertolongan orang lain aset mereka pun akan berkurang. Tak perlu ditanya berani tidaknya, pasti berani kalau dalam situasi mendesak.
Untuk Pelajar
Hasil uang yang mereka palak memang tidak terlalu besar, namun bagi mereka cukup berharga untuk memenuhi kepuasan pribadi mereka. Tak banyak yang bisa dibuat dengan uang-uang tersebut tapi kepuasan dalam diri merekalah yang dicari.
Hubungannya dengan Hak Asasi Pendidikan
Kalau dilihat sekilas soal pemalakan memang tidak terlalu ada hubungannya dengan pendidikan. Namun bila diteliti hal ini cukup berpengaruh besar. Orang-orang yang melakukan pemalakan adalah kebanyakan para pelajar, pemalakan ini membuat status para pendidik menjadi tercoreng. Padahal bukan lah salah pendidik, melainkan salah para pelajar itu sendiri. Banyak sekolah-sekolah yang dikritik karena banyak muridnya menjadi sarang para pemalak. Proses belajar mengajar pun menjadi rengang. Pendidikan menjadi terhambat di sekolah tersebut. Pelajar-pelajar yang tidak berdosa menjadi terhambat juga dalam belajar. Mereka tidak dapat belajar dengan baik dan benar, padahal hanya disebabkan oleh satu orang tapi berdampak pada sesuatu yang besar. Hak semua pelajar dan pendidik sama-sama terganggu.
Para korban pemalakan yang juga adalah para pelajar menjadi sangat depresi akan kejadian pemalakan tersebut, mereka menjadi merasa tidak aman berada di sekolah dan bertemu dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Ia pasti akan merasa curiga kepada teman-temannya. Ia tidak bisa berkonsentrasi belajar dan akhirnya nilai pelajaraannya pun turun. Pemalakan tidak berdampaka besar terhadap materiil tetapi psikis. Hak pelajar tersebut menjadi terenggut hanya karena suatu kejadian yang bertrauma besar.
Pemalakan juga mau mengambarkan bahwa pendidikan mengenai moral kurang dikembangkan. Sekolah-sekolah sekarang ini haruslah meningkatkan pendidikan moral bukan hanya intelektual. Para pelajar pun juga harus bisa menahan nafsu yang besar. Dukungan dari orang lain juga dibutuhkan sebagai motivasi. Dorongan dari dalam diri sendirilah yang utama. Iman tanpa ada perbuatan adalah kosong. Jadi marilah kita berantas pemalakan, tingkatkan pendidkan moral dan mari kita jaga sesame kita satu sama lain.