Bersama Pasti Bisa

Sebuah Refleksi Hidup

Hari Selasa, tanggal 28 Desember 2010 kami para seminaris asal Jakarta yang berdomisili di berbagai seminari mendapat undangan untuk hadir di acara temu seminaris Keuskupan Agung Jakarta. Ada yang berasal dari Seminari Wacana Bhakti, Jakarta; Seminari Stella Maris, Bogor dan Seminari Petrus Kanisius, Mertoyudan. Acara ini di adakan oleh Seminari Tinggi Keuskupan Agung Jakarta Yohanes Paulus II. Kami para seminaris diharapkan berkumpul di Gereja Katedral untuk misa bersama dulu pk 08.30. Misa kali ini dipimpin oleh Mgr. Ignatius Suharyo, Pr; Rm. Bambang Wiryo, Pr dan Rm. Petrus Simon Lily, Pr. Setelah misa selesai kami melanjutkan acara di Aula Sekolah Santa Ursula. Pertama-tama kami diajak untuk bermain tepuk tangan. Acara ini dibawakan oleh para frater Projo Jakarta. Setelah selesai acara dilanjutkan dengan sharing dari Rm. Bambang Wiryo, Pr. Tema pertemuan kali ini adalah "Peran Keluarga Dalam Panggilan". Rm. Bambang menceritakan bahwa ia adalah seorang anak yang lahir di belakang gereja jadi ABG (Anak Belakang Gereja). Ia lahir di belakang Gereja Bintaran. Ia juga bercerita bahwa ia masuk ke projo tanpa menggunakan test karena peran keluarga Rm. Bambang yang dulu adalah pengajar Romo-romo Yesuit di Jawa, ia langsung diterima. Ia pertama-tama memang merasa tidak bisa namun atas dorongan romo pembimbingnya ia tetap maju terus dan akhirnya sampai ke tahbisan imamat. Sudah 33 tahun ia menjadi seorang imam projo. Ia juga mengatakan bahwa kita harus punya target untuk masa depan kita, mau jadi apa loh kita itu.
Sharing kedua dibawakan oleh Mgr. Ignatius Suharyo. Mgr menceritakan bahwa ia memiliki 2 orang tua yang berbeda karakter. Ibunya adalah orang yang kreatif sedangkan ayahnya adalah orang yang tekun, ia merasa bahwa sifat ayahnya lah yang banyak mempengaruhi watak Mgr. Saudara kandung Mgr hampir semuanya menjadi biarawan maupun biarawati. Orang tuanya selalu mendukung anak-anaknya itu. Orang tua Mgr selalu berpikir bahwa anak itu hanyalah titipan Allah dan harus kembali kepada Allah. Mgr dulu juga tidak pernah kepikiran untuk masuk seminari, namun karena ditawari oleh romo parokinya ia menjadi mau masuk seminari dan akhirnya menjadi imam dan uskup hingga sekarang. Sudah 34 tahun lamanya Mgr menjadi seorang imam.
Rm. Bambang dan Mgr merupakan kerabat baik sejak di Seminari Tinggi Kentungan, Rm. Bambang mengatakan bahwa Mgr itu adalah orang yang pintar dan pandai. Ia sering minta bantuannya dulu untuk membuat tugas, kata Romo Bambang, "YANG PENTING LULUS". Sambil tertawa.
Setelah sharing acara dilanjutkan dengan foto bersama dan makan siang. Setelah itu kami pun pulang....
Pengalaman yang sungguh menyenangkan.

0 comments:

Post a Comment

About this blog

Hello, selamat datang di blog saya..
Saya membuat blog ini sebagai tempat merefleksikan diri dan berbagi pengalaman...
SELAMAT MEMBACA....

Total Pageviews

Pages

Powered By Blogger
Powered by Blogger.

Iklan Wacana Bhakti

Bergabunglah bersama kami di Seminari Wacana Bhakti

Followers

About Me

My Photo
Barry Ekaputra
View my complete profile